Rabu, 25 Januari 2017

Menikmati Rindu yang Mengilu

Sumber Gambar: https://pdparamitha.files.wordpress.com/2009/10/kursi.jpg

Aku bilang bahwa dadaku pernah penuh untuk satu orang, yaitu kamu. Aku seorang perempuan yang hanya pernah mencintai kamu dan memberikan hatiku untuk kamu. Meski aku dan kamu sama-sama tahu bahwa pertemuan kita tak pernah sempurna. Pertemuan kita barangkali tak sampai sepenghitung jemari. Bahkan aku tidak yakin apakah dalam tiga atau dua tahun terakhir ini kita pernah bertemu. Dan apakah selama lebih satu atau dua tahun ini kita masih bertukar kabar. Rentang waktu pertaruhan rindu-rinduku tidak lagi hitungan hari apalagi minggu. Tapi Tahun.
Aku kehilangan kata untuk menjelaskan bagaimana rasanya merindu dalam hitungan tahun, sebab yang aku tahu, aku menikmatinya. Menikmati rasa sakit yang mengilu di sudut hati.
Menikmati rasa sakit?
Kamu mungkin berpikir, perempuan macam apa yang membiarkan ia menyakiti dirinya sendiri. Orang-orang bilang aku adalah kesendirian yang menyedihkan. Tapi aku hanya ingin mengusaikan rasa ini dengan caranya sendiri. Cara yang sedikit tidak biasa. Itulah kenapa aku butuh waktu lebih lama. Tapi tahun yang berganti tidak sempurna mengusaikan rasa ini.
Waktu hanya mampu melipurkan kerinduan. Menyesapkannya dalam-dalam ke dasar kenyataan. Menyatukan serpihan-serpihan mozaik ketidakpastian dan mengembalikannya kepada ketiadaan.
Tapi kamu tetaplah di sana, mengisi sebuah ruang di hatiku sebagai yang pernah ada. (Rumah, 13/01.2017)